Subhanallah, Hafalan Alquran Sehatkan Mental





Hasil penelitian di Mesir dan Saudi menyebutkan bahwa siswa yang berprestasi rata-rata penghafal Alquran.

Meski tak ada data yang pasti, jumlah umat Islam di Tanah Air yang masih buta huruf Alquran diperkirakan masih sangat tinggi. Salah satu faktanya, separuh jamaah haji asal Indonesia yang berangkat setiap tahun ke Tanah Suci ternyata buta huruf Alquran alias tak bisa membaca kitab suci.

Kondisi itu tentu sangat memprihatinkan. Apalagi, Indonesia merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Kini, gerakan untuk membebaskan umat dari buta huruf Alquran memang tengah digulirkan. Namun, upaya itu membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.

Pakar tafsir yang juga Dewan Pakar Pusat Studi Alquran (PSQ), Dr Muchlis Hanafi, mengungkapkan, guna mencegah munculnya generasi buta huruf Alquran,   setiap pelajar Muslim di Tanah Air harus bisa membaca dan memiliki hafalan Alquran. Menurut dia, Indonesia bisa mencontoh Mesir.

Doktor tafsir dari Universitas Al Azhar itu, mengungkapkan, di Mesir, anak-anak telah menghafal Alquran sebelum masuk sekolah dasar.  ''Jadi, melalui katatib atau kuttab (tempat-tempat menghafal Alquran), anak-anak sejak kecil menghafal Alquran,'' papar Muchlis.

''Begitu tamat madrasah Ibtidaiyah atau SD di Al-Azhar, anak-anak sudah selesai hafal Alquran 30 juz. Anak-anak di sana hafal Alquran umur sembilan tahun atau paling lambat 13 tahun,'' tuturnya.  Muchlis mengungkapkan, hasil penelitian di Mesir dan Saudi menyebutkan  bahwa  siswa-siswa yang berprestasi rata-rata mereka hafal Alquran.

''Jadi, hafalan Alquran itu sangat menunjang prestasi belajar para siswa. Selain tentunya hafalan Alquran itu sendiri membantu meningkatkan kesehatan mental anak. Ini hal positif,''  ungkapnya. Namun, kata dia, jangan hanya berhenti pada hafalan.

Hafalan  Alquran itu perlu terus dikembangkan. Karena itu,  di pesantren yang didirikan Pusat Studi Alquran (PSQ), Pesantren Baitul Quran sebanyak 19 orang huffadz yang sudah hafal 30 juz  diberi wawasan keilmuan, wawasan kewirausahaan, training, bermacam-macam training selama enam bulan.

Menurut Muchlis, sekarang anak-anak kecil sudah banyak yang pandai membaca Alquran.  Setelah bisa membaca Alquran, kata dia,  perlu digalakkan program hafalan alias tahfiz Alquran. Sekarang ini, tuturnya, semangat menghafal Alquran sangat tinggi sekali.

Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta, Dr Ahsin Sakho Muhammad menambahkan,  periode menghafalkan Alquran itu harus mulai dari taman kanak-kanak sampai umur enam tahun. Jadi, anak sudah bisa menghafal Alquran. Kemudian mulai SD belajar umum, lalu sorenya dilanjutkan dengan menghafal Alquran ternyata hasilnya bagus sekali.

''Ini yang dilakukan oleh orang-orang Arab Saudi dan Mesir. Paginya sekolah umum, sore hari setelah pulang sekolah dilanjutkan dengan menghafal Alquran. Ternyata di Palestina sekarang ribuan anak sudah menghafal Alquran. Kemudian di masa musim liburan anak-anak dimasukkan ke dalam tahfiz Alquran,''  ungkap Ahsin.

Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Jawa Timur tengah mempersiapkan lahirnya para dosen, dekan hingga rektor yang hafal Alquran.

''Di dunia ini Perguruan Tinggi yang paling hebat Harvard University, AS. Perguruan Tinggi yang nomor satu milik Islam adalah Al-Azhar Kairo Mesir. Orang tatkala menyebut nomor satu tidak ada yang mengklaim nomor dua apalagi nomor empat. Makanya saya katakan kepada mahasiswa dan dosen di sini kita harus harus ambil posisi kosong itu. Kapan? Bukan sekarang tapi 25 tahun yang akan datang,'' papar Rektor UIN Malang,  Prof Imam Suprayogo.

Guna memenuhi target itu,  sejak 2009 UIN Malang merekrut 35 mahasiswa baru yang sudah hafal Alquran. ''Saya ambil dari pondok, aliyah-aliyah yang ada di Indonesia. Ke-35  itu kita beri beasiswa, uang saku, uang buku dan macam-macam. Nanti kalau empat tahun mereka lulus dan nilainya baik lalu kita teruskan di S-2 hingga S-3,'' tuturnya.

Menurut Imam, dunia harus diprogram. ''Dunia jangan tumbuh alamiyah. Kalau alamiyah, tidak indah. Pemimpin kampus juga diprogram sehingga nanti menjadi indah jangan hanya berjalan alami.''

Karena itulah, Ustaz Yusuf Mansur meluncurkan program i'daad. Lewat program itu, para siswa  SD yang akan meneruskan ke SMP atau SMP ke SMA atau SMA ke perguruan tinggi bisa vacuum satu tahun dari pendidikan umum. Selama satu tahun itulah, mereka digembleng dan dibekali dengan pendidikan Alquran dan Sunah. Sehingga, mereka memiliki bekal berupa kekuatan tauhid yang sangat kokoh dalam mengarungi kehidupan.

Prof Imam menilai, program i'daad seperti itu perlu didukung, karena merupakan  memprogram masa depan, bukan memprogram ujian. ''Saya senang sekali kalau ada inovasi seperti ini. Karena itu perlu kita dukung bersama-sama,'' paparnya. Upaya itu, dinilai sebagai usaha untuk menciptakan  nuansa Qurani di Indonesia

http://www.republika.co.id

Tips Agar Anak Hafal Al-qur'an sebelum Baligh





Dari Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya orang yang menghafalkan Al Qur’an adalah bagaikan unta yang diikat. Jika diikat, unta itu tidak akan lari. Dan apabila dibiarkan tanpa diikat, maka dia akan pergi.” (HR. Bukhari no. 5031 dan Muslim no. 789).

Dalam riwayat Muslim yang lain terdapat tambahan,

”Apabila orang yang menghafal Al Qur’an membacanya di waktu malam dan siang hari, dia akan mengingatnya. Namun jika dia tidak melakukan demikian, maka dia akan lupa.” (HR. Muslim no. 789)

Anak balita mempunyai pikiran yang jernih dan pemahaman yang masih fitrah, maka ajarkanlah mereka aqidah dan manhaj yang benar. Didik mereka dengan membiasakan mereka menghafal, terutama menghafal al qur'an. Berikut adalah sebuah tips yang disampaikan oleh Syeikh kita Abu Hudzaifah semoga Allah menjaganya mengajarkan kepada anak-anak didiknya secara tidak langsung, dan cara ini terbukti karena beginilah ulama-ulama salaf mendidik anak-anak mereka.

Ketika Syeikh mengajarkan anaknya dalam menghafal al-qur'an atau yang lain, setelah ana perhatikan ternyata masyaAllah, cara yang sungguh menakjubkan dan murah tanpa biaya, akan tetapi hal ini membutuhkan peran dari ortu.

Tips Pertama: Cara Menghafal

Perumpamaan anak dalam menghafal itu bagaikan menulis di sebuah batu yang ketika sudah tertulis / terukir di sebuah batu maka sulitlah hilang dan lenyap, oleh karena itu suruh dan didk mereka dengan menghafal. Caranya sebagi ibu/bapak/kaka/tante/paman/saudara-saudara lainnya bacakan kepada anak dalam satu hari 1 ayat al qur'an dan suruh anak-anak untuk menglangnya. Teruskan sampai 20x kali baca dan anak menirukan, sebagai contoh: seorang ibu/bapak membaca surat An-nas ayat pertama "qul a'udu birabbinas" dan anak menirukan apa yang bapak dan ibu bacakan. Diusakan 20x atau 50x, semakin banyak pengulangan semakin lama pula hafalan merekat di otak. Dan setelah itu suruh anak membaca tanpa mendengarkan drai ibu / bapak dan suruh anak mengulang 5 kali. Dan begitu setiap hari sampai ketika kita orang tua mengetahui bahwa anak kita mampu menghafal lebih dari 1 ayat. Maka di tambah dengan 2 ayat, 3 ayat sampai 1/2 halaman 1 halaman dan seterusnya. Tapi bagusnya sedikit demi sedikit jangan terburu -buru. Waktu yang paling bagus dalam menghafal adalah di pagi hari.

Tips Kedua: Cara Murajaah / Mengulang Hafalan

Cara mura ja'ah setelah anak sudah hafal satu atau beberapa ayat yang di hafalkan adalah dengan  menyuruh anak-anak menyetorkan pada bapa/ibu atau tante /paman dan ini dilakukan setiap habis menghafal dan setiap sore, terus sampai seterusnya. Dan yang istiqamah setiap hari dan berikan hari  libur padanya 1 hari misal hari jum'at.

Tips Ketiga: Cara Murajaah Hafalan yang Banyak

Ketika anak hafal satu surat, maka dia harus murajaah/mengulang hafalan  yang baru di hafal dan satu surat yang telah di hafal. Bagaimana kalo 5 surat jangan paksa anak-anak untuk murajaah yang banyak kalo belum terbiasa. Usahakan murajaah hafalan yang baru dan 3 surat atau 2 surat sehari. Bagaimana kalo hafalan anak sudah 1 juz? disuahakan suruh anak murajaah hafalan yang baru dan 1/4 juz 1 hari. Bagaimana kalo hafalan anak 3 juz? Biasakan anak murajaah setiap hari 1 juz dan hafalan yang baru.

Seperti inilah Syeikh kita Abu Hudzaifah al-liby mengajarkan kepada anak-anaknya. Dan begitu juga para pengajar kita di markaz bani dobyan Yaman. Insyaallah sekiranya ini dilakukan rutin setiap hari anak-anak akan menyelesaikan hafalan al qur'an 30 juz.

Yang Istiqamah sedikit demi sedikit "bukankah gunung terdiri dari butiran batu yang kecil" sedikit-sedikit akan menjadi bukit..

http://www.alquran-sunnah.com

Menghafal Al-Qur’an





Menghafal Al-Qur’an (Al-Hifdz At-Tarbawi)

Sesungguhnya, menghafal Al-Qur’an dalam bentuk Al-Hifdz At-Tarbawi (hafalan untuk pendidikan) terangkum dalam tahapan-tahapan berikut ini.

1.Sebaiknya, permulaan hafalan Al-Qur’an dimulai dari surat An-Naas lalu Al-Falaq, yakni kebalikan dari urutan surat-surat Al-Qur’an. Cara seperti ini akan memudahkan tahapan dalam perjalanan menghafal Al-Qur’an serta memudahkan latihan dalam membacanya dalam shalat baik bagi murid yang masih kecil atau yang sudah dewasa. Metode pengelompokkan berdasarkan surat lebih mudah dibandingkan dengan pengelompokkan berdasarkan juz.

2.Membagi hafalan menjadi dua bagian:

Pertama, hafalan baru,

Kedua, membaca Al-Qur’an ketika shalat.

3. Mengkhususkan waktu siang, yaitu dari fajar hingga Maghrib untuk hafalan baru.

4. Mengkhususkan waktu malam hari, yaitu dari adzan Maghrib hingga adzan Fajar untuk membaca Al-Qur’an didalam shalat.

5. Membagi hafalan baru menjadi dua bagian:
Pertama, hafalan dan kedua, pengulangan. Hafalan sebaiknya ditentukan waktunya setelah shalat Fajar dan setelah Ashar, sedangkan pengulangan dilakukan setelah shalat sunnah atau wajib sepanjang siang hari.

6. Meminimalkan kadar hafalan baru dan lebih fokus pada pengulangan ayat-ayat yang telah dihafal.

7. Membagi ayat-ayat yang telah dihafal menjadi tujuh bagian sesuai dengan jumlah hari dalam sepekan, sehingga membaca setiap bagian dalam shalat setiap malam. Inilah yang dinamakan membaca Al-Qur’an di dalam shalat yang lebih dikenal dengan muraja’ah.

8. Setiap kali bertambah kadar hafalan, maka sebaiknya diulangi pembagian pengelompokkan pekanannya agar sesuai dengan kadar tambahannya.

9. Hafalan sebaiknya dibagi per surat.

10. Tidak dianjurkan bahkan tidak diperbolehkan untuk melewati surat apapun hingga ia menghafalnya secara keseluruhan, seberapa pun panjangnya.

11. Dianjurkan sekali untuk mendengarkan surat-surat yang akan digunakan shalat malam kepada orang lain.

12. Apabila ditengah-tengah shalat malam mengalami kelemahan dalam hafalan sebagian surat, maka sebaiknya dilakukan pengulangan kembali di siang hari pada hari berikutnya. Dalam keadaan seperti ini, sebaiknya jangan memulai hafalan baru.

13. Hindari tergesa-gesa ketika membaca Al-Qur’an-bahkan dalam menghafal surat-surat baru- dengan alasan ingin menguatkan hafalan. Tergesa-gesa dalam membaca Al-Qur’an merupakan salah satu sikap lalai terhadap Al-Qur’an.
14. Sangat baik mendidik keluarga dengan metode Al-Hifdz At-Tarbawi. Caranya, dengan membuat jadwal pekanan bagi setiap anggota keluarga dan memperdengarkan hafalan kepada mereka di siang hari, mengingatkannya kepada mereka, memotivasi mereka untuk membacanya ketika shalat malam, serta membekali mereka supaya bisa berlatih sehingga tumbuh dan berkembang di atas Al-Qur’an.

15. Membaca apa yang telah ia hafal-walapun satu surat- setiap pekan. Pertama, membaca sebuah surat setiap tujuah hari, lalu membacanya lagi setiap tiga puluh hari.

Sumber:

Kunci-Kunci Tadabbur Al-Qur’an, Dr. Khalid bin Abdul Karim Al-Laahim: Pustaka An-Naba’
http://www.belajarislam.com

Ibu Berusia 65 tahun Buta Huruf Menghapal Al-Quran Selama 16 Tahun





Seorang ibu bernama Ummu Muhammad (Wadhha Ath-Tahyyar) berusia 65 tahun.

Ia bercerita :”Proses penyimakan yang terus menerus dan alat perekam merupakan dua karunia Allah yang mempunyai andil besar dalam mewujudkan keinginan ku untuk menghafal al-Quran al-Karim.

Perjalanan hidup ku bersama hafalan al-Quran telah berjalan 16 tahun lamanya, tetapi sungguh aku sangat merasa kebahagiaan yang hakiki khususnya ketika aku baru mulai menghafal al-Quran.

Diantara unsur penting yang dapat membantu dalam menghafal adalah adanya niat yang jujur, ikhlas karena Allah semata, dan bersabar terhadap segala kesulitan. Sesungguhnya aku adalah seorang buta huruf yang tidak bisa membaca dan menulis sehingga aku banyak mendapatkan kesulitan yang luar biasa diawalnya. Namun segala puji hanya milik Allah, aku menggunakan alat perekam dan meminta pertolongan seorang guru wanita untuk datang kerumahku membaca al-Quran kepada ku dan menyimak hafalanku setiap harinya. Tidak lupa pula bahwa motivasi anak-anak ku yang tiada hentinya merupakan dorongan bagi ku untuk meneruskan kegiatanku dalam menghafal.

Karena buta huruf, maka ketergantungan ku pada indra pendengaran merupakan hal yang paling utama bagi ku. Ini merupakan salah satu karunia Allah sebagai ganti dari sifat buta hurufku sehingga bisa mewujudkan impianku mengkhatamkan al-Quran selama 16 tahun di lingkungan ahli al-Quran. Aku memohon kepada Allah agar menjadikan ku termasuk hamba – hamba-Nya ahli Quran, karena al-Quran adalah cahaya bagi manusia sewaktu didalam kuburnya.

Akhir kata aku mengajak saudari – saudari ku untuk menghafal al-Quran karena sesungguhnya hal tersebut mudah dan ringan sekali bagi siapa saja yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala.”

[Majalah Al-Usrah hal 15. Lihat, Agar Anak Mudah Menghafal al-Quran hal 132-133. Hamdan Hamud al-Hajiri. cet Darus Sunnah]

Subhanallah, bagaimana dengan kita yang masih muda, apalagi -alhamdulillah- sebagian kita tidak buta huruf? Kemana waktu kita pergi dan habiskan?

Mulailah, bacalah, hafallah, dan ulangilah

Artikel: www.kisahislam.net

2 Kondisi dimana Menghafal al-Quran itu Wajib





Apakah Menghafal al-Quran itu Wajib?

Apakah kita wajib menghafal al-Quran?

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Terdapat banyak dalil yang menganjurkan untuk menghafal al-Quran. Diantaranya, firman Allah,
“Sebenarnya, Al-Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata yang ada di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu…” (QS. al-Ankabut: 49)

Allah menyebut, salah satu ciri orang yang berilmu (ulama) adalah menghafal al-Quran.
Dan masih banyak dalil lainnya, yang menunjukkan keutamaan menghafal al-Quran.

Apakah menghafal al-Quran itu wajib?

Ada 2 kondisi menghafal al-Quran menjadi wajib,

Pertama, Menghafal al-Quran sebagai bagian dari tugas umat
Dalam arti, harus ada beberapa orang yang menghafal seluruh isi al-Quran. Sehingga menghafal al-Quran termasuk fardhu kifayah.

Imam Ibnu Baz mengatakan,
Menghafal al-Quran tidak wajib. Menghafal al-Quran hukumnya anjuran. Namun ini kewajiban, dimana harus dihafal oleh sebagian kaum muslimin.

Kedua, Menghafal al-Quran yang menjadi rukun dalam shalat
Itulah menghafal al-Quran yang menjadi tugas semua muslim. Karena mereka punya kewajiban melakukan shalat. Dan bagian al-Quran yang menjadi rukun shalat adalah al-Fatihah. Karena itu, wajib bagi setiap muslim untuk menghafal al-Fatihah.

Syaikhul Islam mengatakan, …
Wajib baginya untuk menghafal bagian dari al-Quran yang harus dibaca dalam shalat. Allahu a’lam… (Jami’ al-Masail li Syaikhil Islam, volume 9, hlm. 487).

Demikian,

Allahu a’lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

MELATIH ANAK CEPAT MENGHAFAL AL-QUR'AN





“Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).

Mengapa kita perlu mengajarkan Al-Qur’an dan mendorong anak-anak untuk menghafal Al-Qur’an?

§  untuk mendapatkan ridho Allah
§  untuk mendapatkan ketenangan hidup
§  karena Al Qur’an akan menjadi penolong (syafa’at) bagi para penghafalnya
§  penghafal Al-Qur’an dapat memberikan syafaat bagi keluarganya
§  mendapatkan banyak kemuliaan dan pahala yang berlimpah

Prinsip-prinsip mengajarkan Al-Qur’an:

1.    Tidak boleh memaksa anak ( kecuali dengan alasan, misalkan watak anak ‘pemalas’ )
2.    Lakukan kegiatan dengan cara menyenangkan
3.    Dimulai dari ayat-ayat yang mudah difahami
4.    Keteladanan dan motivasi

Kunci keberhasilan mengajarkan anak untuk menghafal Al-Qur’an:

§  Suasana senang dan membahagiakan akan membantu anak untuk mengingat hafalannya dalam waktu yang lama, dengan demikian anak akan berinteraksi dengan Al-Qur’an dengan perasaan cinta dan keterikatan terhadap Al-Qur’an.
§  Berulang dan kontinyu

Cara memelihara dan mengembangkan memori anak:

1.    Ajari anak untuk fokus dan perhatian pada pendidiknya
2.    Faktor makanan adalah penentu untuk terpelihara kemampuan memori itu bekerja (zat-zat adiktif yang terdapat dalam makanan, perlahan tapi pasti akan merusak daya ingat anak-anak)
3.    Memberi penjelasan pada anak-anak atas nilai-nilai yang terkandung dalam bacaan yang dihafalnya, maka memori akan bekerja lebih eksis
4.    Menghormati waktu bermain dan waktu istirahat anak
5.    Jauhkan unsur-unsur yang dapat mengancam psikologi anak-anak ; celaan dan tekanan
6.    Ciptakan motivasi-motivasi agar anak cenderung menyukai aktifitas menghafal

Waktu-waktu yang tepat untuk mengajarkan anak menghafal Al-Qur’an:

§  Tidak mengantuk
§  Tidak letih / kelelahan
§  Tidak kekenyangan atau sebaliknya, tidak sedang kelaparan
§  Tidak dalam keadaan capek belajar
§  Tidak sedang bermain
§  Tidak dalam keadaan sakit / bad mood

Yang perlu diperhatikan tentang bakat anak dalam menghafal:

§  Kenali bakat anak-anak dan hargai minat mereka.
§  Fahami keterbatasan daya ingat anak karena tiap anak itu beda kemampuannya
§  Kenali anak-anak yang memiliki kesulitan dalam belajar dan berinteraksi

TEKNIS PENGAJARAN

1. Bayi ( 0-2 tahun )

§  Bacakan Al-Qur’an dari surat Al-Fatihah
§  Tiap hari 4 kali waktu ( pagi, siang, sore, malam )
§  Tiap 1 waktu satu surat diulang 3x
§  Setelah hari ke-5 ganti surat An-Nas dengan metode yang sama
§  Tiap 1 waktu surat yang lain-lain diulang 1x

2. Di atas 2 tahun

§  Metode sama dengan teknik pengajaran bayi. Jika kemampuan mengucapkan kurang, maka tambah waktu menghafalnya, misal dari 5 hari menjadi 7 hari.
§  Sering dengarkan murottal.

3. Di atas 4 tahun

§  Mulai atur konsentrasi dan waktu untuk menghafal serius
§  Ajari muroja’ah sendiri
§  Ajari mengahfal sendiri
§  Selalu dimotivasi supaya semangat selalu terjaga
§  Waktu menghafal 3-4x per hari

CARA MENJAGA HAFALAN

§  Mengulang-ulang secara teratur
§  Mendengarkan murottal
§  Mentadabburi dan menghayati makna
§  Menjauhi maksiat

https://www.rumahbunda.com

Orangtua Ini Lahirkan 10 Anak Penghafal Al-Quran, Inilah Kuncinya





MENGHASILKAN bibit yang unggul tentu saja tidak mudah. Begitu pula dalam mendidik anak-anak agar lahir menjadi generasi penerus yang membanggakan. Meski begitu, melahirkan anak-anak yang cerdas tidaklah sulit. Sebab, itu bermula dari orangtuanya sendiri. Ya, bibit yang unggul akan lahir dari orangtua yang unggul pula.

Sebagaimana yang terjadi pada pasangan yang satu ini. Dialah Mutammimul Ula, SH dan Dra Wirianingsih, Bc.Hk. Pasangan ini memiliki 10 orang anak. Meski begitu, mereka mampu menghasilkan anak-anak yang cerdas dan menjadi penghafal Al-Quran. Padahal, mereka sendiri memiliki kesibukannya masing-masing. Lantas, apa ya kunci keberhasilan mereka?

Seperti dilansir dari www.salam-online.com bahwa hal yang cukup mendasar yang dimiliki keluarga ini sehingga mampu mendidik 10 bersaudara bintang Al-Quran adalah visi dan konsep yang jelas.

Pertama adalah menjadikan putra-putri seluruhnya hafal Al-Quran. Kedua, pembiasaan dan manajemen waktu. Setelah shalat Shubuh dan Maghrib adalah waktu khusus untuk Al-Quran yang tidak boleh dilanggar dalam keluarga ini. Sewaktu masih balita, Wirianingsih konsisten membaca Al-Quran di dekat mereka, mengajarkannya, bahkan mendirikan TPQ di rumahnya.

Ketiga, mengomunikasikan tujuan dan memberikan hadiah. Meskipun awalnya merasa terpaksa, namun saat sudah besar mereka memahami menghafal Al-Quran sebagai hal yang sangat perlu, penting, bahkan kebutuhan. Komunikasi yang baik sangat mendukung hal ini. Dan saat anak-anak mampu menghafal Al-Quran, mereka diberi hadiah. Barangkali semacam reward atas pencapaian mereka.

Itulah tiga kunci keberhasilan mereka menumbuhkan anak-anak yang cinta Al-Quran. Ternyata, memanglah benar, orangtua yang cerdas dalam mendidik anak, maka akan menghasilkan anak-anak yang cerdas pula.

Oleh sebab itu, jika kita pun menginginkan anak-anak yang cerdas, yang memiliki peran penting bagi bangsa dan agama, maka jadikanlah diri kita sebagai guru mereka. Namun sebelum itu, kita pun harus mempersiapkan diri dalam mendidik mereka dengan cara belajar. Ya, jangan pernah berhenti untuk belajar. Sebab dari situlah kita akan tahu bagaimana cara mengajar kepada anak-anak kita. []

HAFIZ INDONESIA 2019 | Subhanaallah!! Hafalan Naja | [4 Mei 2019]




Hafiz Indonesia adalah program unggulan RCTI di bulan Ramadan yang menampilkan anak-anak penghafal al-quran dari seluruh Indonesia.

Tahun ini, Hafiz Indonesia telah memasuki season ke-7 dan telah melahirkan ratusan penghafal al-quran cilik yang inspiratif.

Masih dipandu Irfan Hakim, di tahun 2019 ini ada wajah baru yang bergabung sebagai Dewan Juri yakni Habib Nabil Al Musawwa. dan kembali lagi sejak terakhir menjadi juri di 2013, Ust Bachtiar Nasir

Tak hanya tantangan yang lebih menarik dan edukatif, para peserta tahun ini juga hadir dari berbagai latar belakang keluarga dan membawa kisah inspiratif untuk dibagi kepada para ahlul Alquran di Indonesia.

Hal apa yang kamu tunggu-tunggu dari program Hafiz Indonesia 2019?

#HafizIndonesia

Kiat Dalam Menghafal Al Qur'an (AUDIO)


Tema  : Kiat Menghafal Al Qur’an
Pemateri  : Ustadz Abu Unais Ali Subana

Dalam beberapa pertemuan Kajian ini kita akan menyimak penjelasan kiat-kiat dalam menghafal al Qur’an yang disampaikan oleh ustadz Abu Unais Ali Subana dari kitab Kaifa Tahfadzul Qur’an karya Syaikh Dr.Yahya bin  Abdur Rozzaq Al Ghausany dalam acara Bimbingan Tilawah yang kami selenggarakan, diantara kiat-kiat yang disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Ikhlas didalam niat dan hanya mengharapkan Ridho Allah ta’ala
2. Memanfaatkan usia muda untuk menghafal
3. Memilih waktu yang tepat dalam menghafal
4. Memilih tempat yang cocok untuk menghafal
5. Membaca Al Qur’an dengan tajwid yang baik dan suara yang bagus
6. Mencukupkan dengan 1 mushaf yang di pakai.
7. Mentashih/ membenarkan bacaan didahulukan sebelum dihafal.

8. Berupaya menggabungkan atau mengikat antara akhir satu ayat dengan awal ayat yang lainnya.

Adapun kiat-kiat lainnya secara lengkap bisa anda simak dalam kajian dibawah ini.


radio rodja 756 am

Dekatkan Mereka Dengan Al Quran





Setiap orangtua pasti menginginkan buah hatinya menjadi anak yang sholih dan sholihah. Sebab mereka lah harta yang paling berharga bagi orangtua. Untuk mendapatkan semua itu, tentu membutuhkan upaya yang keras dari orangtua dalam mendidik anak. Salah satu yang wajib diajarkan kepada anak adalah segala hal tentang Al Quran karena ia adalah pedoman hidup manusia. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda  :

“Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara; mencintai Nabimu, mencintai ahlul baitnya dan membaca Al Quran karena orang-orang yang memelihara Al Quran itu berada dalam lindungan singgasana Alloh pada hari ketika tidak ada perlindungan selain daripada perlindunganNya; mereka beserta para nabiNya dan orang-orang suci.”  (HR Ath Thobroni)

Mengajarkan Al Quran kepada anak adalah hal yang paling pokok dalam Islam. Dengan hal tersebut, anak akan senantiasa dalam fitrohnya dan di dalam hatinya bersemayam cahaya-cahaya hikmah sebelum hawa nafsu dan maksiat mengeruhkan hati dan menyesatkannya dari jalan yang benar. Para sahabat Nabi mereka benar-benar mengetahui pentingnya menghafal Al Quran dan pengaruhnya yang nyata dalam diri anak. Mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mengajarkan Al Quran kepada anak-anaknya sebagai pelaksanaan atas sabda Rosulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, dalam hadits yang diriwayatkan dari Mush’ab bin Sa’ad bin Abi Waqqosh rodhiyallohu ‘anhu,

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Quran dan mengajarkannya.” (HR Bukhori)

Maka  menjadi kewajiban  orang tua untuk mengajarkan menjadikan anaknya dekat degan Al Quran. Berikut adalah beberapa cara untuk mengajarkan Al Quran kepada anak kita :

Mengenalkan Al Quran

Mengenalkan Al Quran juga bisa dilakukan dengan mengenalkan terlebih dulu huruf-huruf hijaiyah; bukan mengajarinya membaca, tetapi sekadar memperlihatkannya sebelum anak mengenal A, B, C, D. Tempelkan gambar-gambar tersebut ditempat yang sering dilihat anak, lengkapi dengan gambar dan warna yang menarik. Dengan sering melihat, anak akan terpancing untuk bertanya lebih lanjut. Saat itulah kita boleh memperkenalkan huruf-huruf Al Quran.

Memperdengarkan Ayat-Ayat Suci Alquran

Memperdengarkan ayat-ayat Al Quran bisa dilakukan secara langsung atau dengan memutar kaset atau CD. Terdapat suatu teori yang mengatakan bahwa mendengarkan Al Quran bagi ibu yang sedang hamil akan meningkatkan kecerdasan dan pengaruh baik bagi janin yang dikandungnya. Terlebih jika sang Ibu yang membacanya sendiri. Ketika membaca Al Quran, suasana hati dan pikiran ibu akan menjadi lebih khusyuk dan tenang. Kondisi seperti ini akan sangat membantu perkembangan psikologis janin yang ada dalam kandungan. Pasalnya, secara teoretis kondisi psikologis Ibu tentu akan sangat berpengaruh pada perkembangan bayi, khususnya perkembangan psikologisnya. Sebaliknya, Kondisi stres pada Ibu tentu akan berpengaruh buruk pada kandungannya. Memperdengarkan Al Quran bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, juga tidak mengenal batas usia anak. Untuk anak-anak yang belum bisa berbicara, Insya Alloh lantunan ayat Al Quran itu akan terekam dalam memorinya. Jangan aneh kalau tiba-tiba si kecil lancar melafalkan surat Al Fatihah, misalnya, begitu dia bisa berbicara. Untuk anak yang lebih besar, memperdengarkan ayat-ayat Al Quran surat-surat pendek kepadanya terbukti memudahkan sang anak menghafalkannya.

Menghafalkan Al Quran

Menghafalkan Al Quran bisa dimulai sejak anak lancar berbicara. Mulailah dengan surat-surat pendek atau juz ‘Amma. Menghafal bisa dilakukan dengan cara sering membacakan surat-surat tersebut kepada anak. Lalu latihlah anak untuk menirukannya. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai anak hafal di luar kepala. Masa anak-anak adalah masa meniru dan memiliki daya ingat yang luar biasa. Orangtua harus menggunakan kesempatan ini dengan baik jika tidak ingin menyesal kehilangan masa emas pada anak. Agar si anak lebih mudah mengingat, ayat yang sedang dihafal  bisa juga sering dibaca ketika sang Ayah menjadi imam atau ketika naik mobil dalam perjalanan. Disamping anak tidak mudah lupa, hal itu juga sebagai upaya membiasakan diri untuk mengisi kesibukan dengan amalan yang bermanfaat.

Membaca Al Quran

Bimbing dan doronglah anak agar terbiasa membaca Al Quran setiap hari meski hanya beberapa ayat. Orangtua penting memberikan contoh. Jadikanlah membaca Al Quran, utamanya pada pagi hari usai sholat Shubuh atau usai sholat Maghrib, sebagai kegiatan rutin dalam keluarga. Ajaklah anak-anak yang belum bisa membaca untuk bersama-sama mendengarkan kakak-kakaknya yang sedang membaca Al Quran. Orangtua mempunyai kewajiban untuk mengajarkan kaidah-kaidah dan adab membaca Al Quran. Untuk bisa membaca Al Quran berikut kaidah yang benar, sekarang ini tidaklah sulit. Telah banyak metode yang ditawarkan untuk bisa mudah dan cepat membaca. Ada metode Iqra’, Qiroati dan sebagainya. Metode-metode itu telah terbukti memudahkan ribuan anak-anak bahkan orangtua untuk mahir membaca Al Quran. Alangkah baiknya membaca Al Quran ini dilakukan secara bersama-sama oleh anak-anak di bawah bimbingan orangtua. Ketika seorang anak membaca, yang lain menyimaknya. Jika anak salah membaca, yang lain bisa membetulkan. Dengan cara ini, rumah akan selalu dipenuhi dengan lantunan Al Quran.

Menulis Al Quran

Belajar menulis akan mempermudah anak dalam belajar membaca Al Quran. Diktekan kepada anak kata-kata tertentu yang mempunyai makna. Dengan begitu, selain anak bisa menulis, sekaligus anak belajar bahasa Arab. Mulailah dengan kata-kata pendek. Misalnya, untuk mengenalkan tiga kata alif, ba, dan dal anak diminta menulis a, ba da tolong tuliskan Arabnya, ya: a-ba-da artinya diam; ba-da-a yang ini juga artinya mulai; dan sebagainya. Sesekali di rumah, coba adakan lomba menulis ayat Al Quran. Berilah hadiah untuk anak yang paling rapi menulis. Jika anak memiliki kemampuan yang lebih dalam menulis huruf Al Quran, ia bisa diajari lebih lanjut dengan mempelajari seni kaligrafi. Rangkaian huruf menjadi suku kata yang mengandung arti bertujuan untuk melatih anak dalam memperkaya kosakata, di samping memberikan kesempatan bagi mereka untuk bertanya tentang setiap kata yang diucapkan serta mengembangkan cita rasa seni mereka. Jadi, tidak hanya bertujuan mengenalkan huruf Al Quran semata.

Keutamaan Mempelajari Al Quran

Abu Umamah rodhiyallohu ‘anhu berkata, “Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam telah menganjurkan supaya kami semua mempelajari Al Quran, setelah itu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam memberitahu tentang kelebihan Al Quran. Telah bersabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Pelajarilah oleh kalian Al Quran, karena di akhirat nanti ia akan datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya.” Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, “Kenalkah kamu kepadaku?” Maka orang yang pernah membaca akan menjawab, “Siapakah kamu?” Maka berkata Al Quran, “Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari.” Kemudian berkata orang yang pernah membaca Al Quran itu, “Adakah kamu Al Quran?” Lalu Al Quran mengakui orang yang pernah membaca mengadap Alloh subhanahu wa ta’ala Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya. Pada kedua ayah dan ibunya pula, yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya, “Dari manakah kami memperolehi ini semua, pada hal amal kami tidak sampai ini?” Lalu dijawab, “Kamu diberi ini semua karena anak kamu telah mempelajari Al Quran.”

Hadits di atas menunjukkan bahwa begitu besar balasan yang didapat orang tua apabila putra-putri kita dapat mempelajari Al Quran. Al Quran yang kita ajarkan tidak hanya bermanfaat bagi anak kita semata, ternyata juga bisa menjadi investasi akhirat kita yang tak ternilai harganya.

(Sumber: taruna-alquran.com)

Nasihat Untuk Penghafal Al Quran (Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Menghafal)




Pertanyaan

Berapa lamakah seorang pelajar menghabiskan waktu untuk menghafal Kitabullah?

Jawaban

Seorang pelajar dalam menghafal AlQur’an membutuhkan waktu yang berbeda beda, sesuai dengan perbedaan kecerdasan dan kemampuan pelajar tersebut. Pelajar yang cerdas mampu menghafal Al-Qur’an Al-Kariim selama tidak kurang 4 bulan dengan syarat pelajar tersebut memusatkan dan mencurahkan seluruh tenaga dan waktunya untuk menghafal Kitabullah dengan sungguh sungguh.

Adapun untuk pelajar yang tingkat kecerdasannya sedang, membutuhkan waktu 1 tahun untuk menghafal Al Qur’an. Sedangkan pelajar yang lemah tingkat kecerdasannya membutuhkan waktu sesuai tingkat kesungguhan dan kemampuannya. Dan tidak ada batasan waktu tertentu.

Pertanyaan

Apakah memahami makna dan kata kata merupakan syarat bagi orang yang membaca AlQur’an?

Jawaban

Tidak diragukan lagi bahwa merenung dan memahami makna makna Al Qur’an merupakan tingkatan yang paling tinggi dan hal inilah yang diinginkan dan dituntut. Akan tetapi orang yang membaca Kitabullah (dengan) tidak mengetahui artinya bukan berarti (kemudian) dia meninggalkan bacaan AlQur’an dan hafalannya. Maka membaca Al Qur’an itu ibadah, terlepas dari tadabbur (merenungkan maknanya). Allah ‘azza wa jalla berfirman:

“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata” Ali Imran : 164

Di dalam ayat ini diketahui bahwa berbeda antara membaca dan mempelajari maknanya. Firman Allah “yang membacakan kepada mereka ayat ayat Allah” dan Firman-Nya : “dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah.” Sebagaimana yang telah ma’ruf bahwa bacaan satu huruf dari Kitabullah merupakan satu kebaikan. Dan diantara huruf huruf ini adalah huruf huruf yang terpisah, yang tidak ada seorang pun yang mengetahui maknanya menurut pendapat yang shahih. Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

“Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya kebaikan sepuluh kali lipat, aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, Mim satu huruf.” (Shahih HR.Tirmidzi)

Dan Rasulullah –shalallahu ‘alayhi wa sallam– tidak memberi syarat kepada orang yang membaca Al-Qur’an untuk memahami makna-makna dari huruf huruf (yang dibaca) terlebih dahulu agar dirinya mendapatkan pahala. Hal tersebut diperjelas dengan banyaknya orang orang Ajm (orang orang yang bukan arab) mereka tidak mengetahui makna Al Qur’an Al Karim dan tidak mengetahui makna Al Fatihah, bersamaan dengan itu tidak ada satupun dari kalangan ulama yang mengatakan bahwa shalat mereka bathil (tidak sah) dengan sebab mereka tidak paham terhadap makna Al Quran Al Karim. Sebagaimana tidak pantas bagi mereka menghafal kitab Allah ‘azza wa jalla.

***
Disalin dari buku Keajaiban Hafalan – Bimbingan bagi yang ingin menghafal Al Qur’an oleh Abdul Qoyyum bin Muhammad bin Nashir As Sahaibani Muhammad Taqiyul Islam. Pustaka Al Haura’

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/2821-nasihat-untuk-penghafal-al-quran-2-waktu-yang-dibutuhkan-untuk-menghafal.html

Menghafal Al-Qur’an di Usia Tua




Bismillah…

Baru saja (Masjid Nabawi, Ahad 14/10/2018) Syaikh Ali Al Huzaify -semoga Allah menjaganya-, Imam dan Khathib Masjid Nabawi melantunkan bacaan Al Quran yang begitu Syahdu dan khas. Beliau sudah lebih 40 tahun bertugas menjadi Imam di Masjid Nabawi. Yang mana anaknya beliau juga tahun 1439 H sempat menjadi Imam Tarawih di Masjid Nabawi. Sehingga Syaikh Ali Al Huzaify digelari dengan julukan Syaikhul Muqri’in atau Syaikhnya para Qari Al Quran.

Meski di usia beliau yang saat ini sudah 71 tahun, beliau masih kuat dan bagus hafalannya. Hal ini membuat saya tertarik untuk menelaah bagaimana beliau menghafal Al Quran dahulu di waktu muda? dan apakah ada kesempatan bagi orang tua untuk menghafalkan Al Quran?

Hingga saya mendapat sebuah rekaman wawancara Syaikh Ali Al huzaify, beliau menyebutkan bahwa dirinya menyelesaikan AlQuran pada umur 30 tahun dan melengkapi riwayat riwayat Qiro’ah pada umur setelahnya. Hal inilah yang cukup unik, karena hanya dalam waktu singkat selesai beliau menjadi Hafizh AlQuran langsung ditunjuk menjadi Imam dan Khathib di Masjid Nabawi.

Ternyata umur bukanlah syarat menjadi hafizh AlQuran, terbukti di Arab Saudi banyak sekali pria dan wanita yang sudah sepuh dan berjalan menggunakan tongkat, ikut dalam halaqah halaqah Tahfzih bahkan diantara mereka sudah bercucu.

Banyak sekali Ulama yang menuntut ilmu di usia tua, diantaranya adalah Abdullah bin Ahmad bin Abdullah al Marwazi -rahimahullah- atau yang dikenal dengan Al Qaffal, sebelum beliau menuntut ilmu ia berjualan kunci gembok, barulah di umur 30 tahun beliau mulai belajar agama dan dikemudian hari beliau menjadi Ulama Mazhab Syafiiyah.

Memang benar sebuah ungkapan dalam Bahasa Arab bahwa,

‘’Menghafal di waktu kecil laksana mengukir di atas batu’’.

Akan tetapi, walaupun seorang yang gemar menghafal di waktu mudanya akan tetapi dia malas dan tidak bersemangat mengulang ulang hafalannya, maka pasti hafalannya akan lenyap.

Seperti batu yang sebelumnya telah diukir namun dibiarkan saja, maka lama kelamaan jika tidak dirawat akan kembali tertutupi debu dan lumpur sehingga hanya seperti batu batu yang lain.

Bahkan sebagian Ulama seperti yang dinukil oleh Imam As-Suyuthi -rahimahullah- mensyaratkan bahwa ahlul hadits hendaknya memulai Sima’ (mendengar) hadits di umur 30 tahun, ini juga pendapatnya Ulama Syam.

(Lihat Tadrib al Rawi 1/414)

Imam Al Bukhari -rahimahullah- meriwayatkan perkataan Umar Bin Al Khathab di dalam ‘’kitabul ‘Ilm’’ bahwasannya beliau berkata,’’Belajarlah agamamu sebelum engkau menampuk kepemimpinan’’. Lalu Imam Al Bukhari berkata,’’dan setelah kalian menampuk kepemimpinan maksudnya dahulu sahabat Rasulullah mulai menuntut ilmu agama di umur tua mereka.’’

Diantara ulama yang menuntut ilmu di waktu tua adalah Asbagh bin Al faraj rahimahullah, Imam Az Zhahabi rahimahullah berkata tentang biografi beliau,’’ Syaikhul Imam al Kabir, Mufti Negeri Mesir dan Alimnya, beliau mulai menuntut Ilmu di umur yang sudah tua. ‘’

(Lihat Siyar A’lam An Nubala 10/656)

Mari simak nasehat syaikh Abdullah bin Jibrin rahimahullah ketika ditanya tentang menuntut ilmu di waktu muda, beliau berkata:

‘’Kapan pun seorang muslim bisa dan mampu untuk menuntut ilmu serta memperdalamnya, maka hendaknya ia lakukan. Dan tidak boleh mundur dari menuntut ilmu dengan alasan umur yang tua.

Karena sebagian besar sahabat Rasulullah menuntut ilmu di waktu tua mereka seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Al Abbas, Ibnu Auf, Abu Ubaidah, dan selain mereka. Kemudian diikuti pula oleh Ulama dari kalangan Tabiin seperti, Shalih bin Kisan, beliau belajar dari sahabat Ibnu Umar, dan Ibnu Zubair dan belajar kepada Imam Al Zuhri dan dianugrahi Umur yang Panjang sehingga beliau wafat pada tahun 140 Hijriah.

Karena ketika hukum menuntut ilmu itu wajib maka umur yang tua tidak keluar dari kewajiban tersebut begitu pula dengan anak kecil.

Seorang Ulama bernama Makhul rahimahullah meriwayatkan secara Mursal bahwa,’’ Tidak boleh seorang yang sudah tua merasa malu untuk mengambil ilmu dari yang muda.’’

Maksudnya ialah, karena jika orang tua tersebut tetap dalam kebodohoannya maka hal tersebut merupakan Aib dan kekurangan, dan mempelajari ilmu dari yang lebih muda bukanlah termasuk Aib dan kekurangan.’’

Adapun Pemuda, maka wajib baginya belajar di masa mudanya. Karena hal itu akan menguatkan pemahamannya, Al Hasan rahimahullah berkata,’’belajar hadits di waktu muda laksana mengukir di atas batu’’,

Al Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma berkata,’’Tuntutlah Ilmu, karena jika kalian adalah orang orang kecil di kaumnya maka kalian akan menjadi pembesar pembesarnya di esok hari’’.

Imam Al Zuhri rahimahullah berkata,’’ Jangan merasa minder dengan mudanya umur kalian, karena dulu Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu jika mendapati perkara urusan yang sulit dan pelik, beliau memanggil para pemuda untuk diajak bermusyawarah.’


***
Hamalatulquran.com