Menghafal Al-Qur’an (Al-Hifdz At-Tarbawi)
Sesungguhnya, menghafal Al-Qur’an dalam bentuk Al-Hifdz
At-Tarbawi (hafalan untuk pendidikan) terangkum dalam tahapan-tahapan berikut
ini.
1.Sebaiknya, permulaan hafalan Al-Qur’an dimulai dari
surat An-Naas lalu Al-Falaq, yakni kebalikan dari urutan surat-surat Al-Qur’an.
Cara seperti ini akan memudahkan tahapan dalam perjalanan menghafal Al-Qur’an
serta memudahkan latihan dalam membacanya dalam shalat baik bagi murid yang
masih kecil atau yang sudah dewasa. Metode pengelompokkan berdasarkan surat
lebih mudah dibandingkan dengan pengelompokkan berdasarkan juz.
2.Membagi hafalan menjadi dua bagian:
Pertama, hafalan baru,
Kedua, membaca Al-Qur’an ketika shalat.
3. Mengkhususkan waktu siang, yaitu dari fajar hingga
Maghrib untuk hafalan baru.
4. Mengkhususkan waktu malam hari, yaitu dari adzan
Maghrib hingga adzan Fajar untuk membaca Al-Qur’an didalam shalat.
5. Membagi hafalan baru menjadi dua bagian:
Pertama, hafalan dan kedua, pengulangan. Hafalan
sebaiknya ditentukan waktunya setelah shalat Fajar dan setelah Ashar, sedangkan
pengulangan dilakukan setelah shalat sunnah atau wajib sepanjang siang hari.
6. Meminimalkan kadar hafalan baru dan lebih fokus pada
pengulangan ayat-ayat yang telah dihafal.
7. Membagi ayat-ayat yang telah dihafal menjadi tujuh
bagian sesuai dengan jumlah hari dalam sepekan, sehingga membaca setiap bagian
dalam shalat setiap malam. Inilah yang dinamakan membaca Al-Qur’an di dalam
shalat yang lebih dikenal dengan muraja’ah.
8. Setiap kali bertambah kadar hafalan, maka sebaiknya
diulangi pembagian pengelompokkan pekanannya agar sesuai dengan kadar
tambahannya.
9. Hafalan sebaiknya dibagi per surat.
10. Tidak dianjurkan bahkan tidak diperbolehkan untuk
melewati surat apapun hingga ia menghafalnya secara keseluruhan, seberapa pun
panjangnya.
11. Dianjurkan sekali untuk mendengarkan surat-surat yang
akan digunakan shalat malam kepada orang lain.
12. Apabila ditengah-tengah shalat malam mengalami
kelemahan dalam hafalan sebagian surat, maka sebaiknya dilakukan pengulangan
kembali di siang hari pada hari berikutnya. Dalam keadaan seperti ini, sebaiknya
jangan memulai hafalan baru.
13. Hindari tergesa-gesa ketika membaca Al-Qur’an-bahkan
dalam menghafal surat-surat baru- dengan alasan ingin menguatkan hafalan.
Tergesa-gesa dalam membaca Al-Qur’an merupakan salah satu sikap lalai terhadap
Al-Qur’an.
14. Sangat baik mendidik keluarga dengan metode Al-Hifdz
At-Tarbawi. Caranya, dengan membuat jadwal pekanan bagi setiap anggota keluarga
dan memperdengarkan hafalan kepada mereka di siang hari, mengingatkannya kepada
mereka, memotivasi mereka untuk membacanya ketika shalat malam, serta membekali
mereka supaya bisa berlatih sehingga tumbuh dan berkembang di atas Al-Qur’an.
15. Membaca apa yang telah ia hafal-walapun satu surat-
setiap pekan. Pertama, membaca sebuah surat setiap tujuah hari, lalu membacanya
lagi setiap tiga puluh hari.
Sumber:
Kunci-Kunci Tadabbur Al-Qur’an, Dr. Khalid bin Abdul
Karim Al-Laahim: Pustaka An-Naba’
http://www.belajarislam.com
0 komentar:
Posting Komentar