Al-qur’an
diturunkan Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Allah pula yang akan memelihara melalui manusia-manusia
yang di pilih-Nya. Di masa Rasulullah Shallalahu ‘alahi wassalam
hidup, beliau menanamkan kecintaan
yang dalam kepada al-Qur’an di hati para sahabat. Di pundak para sahabat inilah
Rasulullah Shallalahu ‘alahi wassalam mengamanahkan teladan pelaksanaan al-Qur’an dan mewariskan
petunjuk kehudupan ini bagi generasi-generasi selanjutnya.
Rasulullah Shallalahu ‘alahi wassalam memberi petunjuk untuk mempelajari al-Qur’an dari penghafalnya. Tujuh orang
yang terkenal sebagai penghafal al-Qur’an di zaman Rasulullah Shallalahu ‘alahi wassalam, mereka
adalah :
Ali
Bin Abi Thalib
Ali
adalah seorang penghafal al-Qur’an yang kuat dan termasuk diantara orang yang
pertama kali mendapat hidayah islam. Ali berislam dalam usia belia. Ia memiliki
nama lengkap Ali bin Abi Thalib Amir al-Mu’minin Abu al-Hasan al-Quraisyi
al-Hasyimi. Ali terkenal zuhud, wara, dan dermawan ia menganggap rendah dunia
dan selalu beramal untuk keridhaan Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Ia sangat memahami ilmu
al-Qur’an. Abu Abdurrahman as-Sulmi berkata “aku tidak pernah melihat seorang
yang lebih pandai dalam al-Qur’an daripada Ali”.Kehidupan Ali selalu diwarnai
dengan al-Qur’an. Ali berkata tentang dirinya dan karunia Allah kepadanya “Demi
Allah tidak satupun ayat yang diturunkan kecuali aku telah mengetahui tentang
apa dan dimana diturunkan. Sesungguhnya Allah telah memberikan kecerdasan hati
dan lidah yang fasih”. Ali syahid terbunuh pagi hari tanggal 17 Ramadhan 40
hijriah di kuffah. Ia dibunuh Ibnu Muljam al-Maradi.
Abumusa
Al-Asy’ari
Nama
lengkapnya adalah Abdullah bin Qais bin Sulaim. Ia merupakan salah seorang
sahabat Rasulullah Shallalahu ‘alahi wassalam yang menghafal al-Qur’an. Ia mempunyai perhatian yang
besar terhadap kitab suci ini.
Abu
Musa dianugrahkan oleh Allah Subhanallahu wa Ta’ala berupa suara yang merdu. Suara merdunya ini
mampu menembus tirai hati orang-orang mukmin dan melenakannya . Rasulullah pun pernah memuji suaranya yang merdu itu “Ia (
Abu Musa ) benar-benar telah diberi seruling Nabi Daud”, begiu kata Rasulullah Shallalahu ‘alahi wassalam. Sampai-sampai banyak para sahabat yang menanti-nanti Abu Musa untuk
menjadi imam pada setiap kesempatan shalat.
Abu
Musa telah mempelajari al-Qur’an langsung dari Rasulullah Shallalahu ‘alahi wassalam
,ia mengajarkan
dan menyebarkannya pada umat setiap negeri yang ia kunjungi. Perjalanan hidup
dan kisah mulianya banyak terekam dalam kitab-kitab tarikh. Abu Musa wafat di
usia 63 tahun pada tahun 44 hijriah. Ia telah meriwayatkan 365 hadits.
Abu
Darda
Abu Darda adalah seorang hafidzh yang bijaksana. Ia termasuk orang yang
mengumpulkan al-Qur’an dan menjadi sumber bagi para pembaca di Damaskus pada
masa khalifah Utsman bin Affan.
Ia
memiliki kedudukan yang tin ggi dalam hal ilmu dan amal dari para sahabat yang
lainnya. Selama hidupnya ia mengajarkan kepada umat apa yang ia pelajari dari
Rasulullah Shallalahu ‘alahi wassalam. Ia guru yang selalu dinani-nanti murid-muridnya.
Dalam
pengakuan Suwaid bin Abdul Aziz dikatakan jika Abu Darda salat di masjid
Damaskus ribuan manusia mengelilinginya untuk mempelajari al-Qur’an. Ia
membagi-bagikan satu kelompok dengan sepuluh orang dan dipilih satu orang
ketua. Ia hanya mengawasinya di mihrab. Jika ada yang salah mereka kembali
kepada ketuanya. Jika ketua yang salah maka ketua tersebut menghadap Abu Darda
untuk bertanya. Jumlah penghafal al-Qur’an dalam majlis Abu Darda mencapai
1.600 orang.
Beliau
wafat tahun 32 hijriah pada masa khalifah Utsman di Syam. Ia telah meriwayatkan
179 hadits.
Zaid
Bin Tsabit
Zaid
mempunyai nama lengkap Abu Said al-Khazraji al-Anshari. Ia merupakan sahabat
anshar yang cerdas, penulis, penghafal dan mengusai ilmu. Ia mengalahkan orang
lain dalam pengusaan ilmu al-Qur’an dan faraid. Ia juga mampu mempelajari kitab
yahudi dalam waktu yang relative singkat atas permintaan Rasulullah Shallalahu ‘alahi wassalam
Selain
itu Zaid juga dikenal sebagai sekretaris kepercayaan Rasulullah dalam
menerima wahyu. Apabila Rasulullah Shallalahu ‘alahi wassalam menerima wahyu zaid selalu dipanggil
untuk menulisnya.
Zaid
adalah sebagai penghimpun al-Qur’an dan menguasai informasi tentang al-Qur’an.
Jasa Zaid dalam upaya kodifikasi al-Qur’an sangatlah mulia. Tiada yang mampu
menandinginya dalam menulis kalamullah.
Zaid
wafat tahun 45 hijriah. Kepergiannya ditangisi seluruh penduduk madinah. Banyak
orang yang merasa kehilangan , diantaranya Ibnu Abbas yang berkata “hari ini
telah pergi seorang ulama besar dan tokoh cendekia”
Abdullah
Bin Mas’ud
Ia
memiliki nama lengkap Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil Abdirrahman al-Hadzali
al-Maki al-Muhajiri. Ia merupakan salah seorang penghimpun al-Qur’an di masa
Rasulullah Shallalahu ‘alahi wassalam dan membacakan dihadapannya. Ia pernah berkata “Aku telah
menghafal dari mulut Rasulullah tujuh puluh surat”
Abdullah
selalu mengikuti Rasulullah Shallalahu ‘alahi wassalam sejak usia belia. Pendengarannya selalu dihiasi
dengan ayat-ayat al-Qur’an sejak turun kepada Rasulullah. Kiprahnya dalam
memelihara al-Qur’an tidak diragukan lagi. Ia hidup bersama dan untuk
al-Qur’an.
Abdullah
menjadi ulama yang paling tahu tentang al-Qur’an. Tak heran jika Rasulullah
memujinya dan mengajurkan para sahabat dan orang setelahnya untuk mempelajari
kandungan al-Qur’an dari Abdullah bin Mas’ud.
Abdullah
bin Mas’ud wafat pada tahun 32 hijriyah dalam usia 65 tahun. Ia wafat di
madinah dan telah meriwayatkan 840 hadits.
Utsman
Bin Affan
Nama
lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abi al-Ash Abu Amr Abu Abdillah
al-Quraisy al-Amawi. Ia dikenal sebagai sahabat Rasul yang hatinya nempel
dengan al-Qur’an.
Dimasa
kekhalifaannya ia berhasil menghimpun al-Qur’an dalam satu mushaf dan
menyebarkannya pada beberapa kota. Ali bin Abi Thalib pun memujinya “kalaulah
Utsman tak melakukannya maka pasti akan kulakukan”. Selain itu Utsman juga
mampu menyatukan al-Qur’an yang tujuh jenis huruf atau dialek sehingga
terhindarlah malapetaka dan fitnah perpecahan umat. Di akhir kekhalifaannya (
tahun 35 hijriah ) terjadi kekacauan, Utsman di sekap di rumahnya selama empat
puluh hari. Ia syahid terbunuh saat membaca al-Qur’an. Usianya 82 tahun.
Ubai Bin Ka’ab
Ia memiliki nama lengkap Ubai bin Ka’ab bin Qais Abu
al-Mudzir al-Anshari al-Madani. Ubai hidup dalam naungan al-Qur’an. Ia selalu
menyempatklan diri membaca al-Qur’an siang malam dan khatam dalam delapan
malam. Umar bin Khattab pernah berkata “Qari paling baik diantara kami adalah
Ubai”Umar juga pernah berkutbah di Jabiyah sembari menyatakan tentang
pengetahuan Ubai terhadap al-Qur’an. Umar berkata “barang siapa yang hendak
menanyakan tentang al-Qur’an datanglah ke Ubai”.Ubai telah menjadikan al-Qur’an
sebagai sumber kebaikan dalam ucapan serta perbuatannya. Ubai selalu menasehati
orang-orang untuk menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman dalam setiap
perbuatan.Ubai termasuk skretaris Rasulullah Shallalahu ‘alahi wassalam sebelum Zaid bin Tsabit. Ia
bersama Zaid adalah sahabat yang paling tekun menulis wahyu dan menulis banyak
surat. Keduanya menulis wahyu dalam pengawasan Rasulullah.Ubai wafat di
madinah tahun 20 hijriah. Di hari wafatnya Umar berkata “hari ini telah
meninggal seorang tokoh islam, semoga Allah meridhainya”.
0 komentar:
Posting Komentar