Deretan Kisah Inspiratif Para Penghafal Alquran Cilik Indonesia



Kecil-kecil sudah menjadi penghafal Alquran. Jika mendengar kalimat tersebut, apa yang timbul di pikiran kita?

Sebagian dari kita secara otomatis akan berdecak kagum dan 'speechless' dengan kehebatan para bocah penghafal Alquran ini. Nah, berikut telah dirangkum dari berbagai sumber oleh HaiBunda, deretan kisah para penghafal Alquran cilik Indonesia yang bisa menginspirasi kita semua.

1. Ahmad Hadi Ismatudzakwan asal Jambi


Berasal dari Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, Ahmad Hadi Ismatudzakwan, atau yang biasa dipanggil Aza adalah salah satu peserta lomba tahfiz Alquran, Hafiz Indonesia. Aza merupakan anak dari pasangan Budi Rahmanto (35) dan Alriana safitri (34).

Bocah yang kini berusia 10 tahun, tercatat sebagai salah satu siswa di SDN 04 Kuala Tungkal. Dikenal cerdas dan merupakan pernah menjadi ketua kelas di sekolahnya.

"Aza sangat berbeda pertumbuhannya dengan yang lain. Ia lebih aktif dalam pelajaran maupun pergaulan," ujar Hj. Nurminah, Kepala Sekolah SDN 04.

Walaupun dinilai aktif dalam pergaulan, akan tetapi ketika sedang membaca Al-qur'an, Aza selalu tenang dan khusyu. Kemerduan suaranya dalam membaca Alquran mampu membuat siapa saja merinding dan meneteskan air mata. Syeikh Ali Jaber dari Madinah, salah satu Juri Hafiz Indonesia pun dibuat "merinding" ketika mendengar lantunan ayat suci Aza

"Aza sehari-hari bersekolah seperti biasa, namun apabila malam hari, ia mengikuti pesantren Maghrib sampai Isya. Saya juga tidak pernah berobat kerumah sakit ketika mengalami demam atau pusing ringan. Saya selalu meminta Aza untuk membacakan beberapa surat, dan saya merasa sembuh setelah mendengar lantunan suara Aza," tutur Budi Rahmanto, ayah Aza.

2. Masyita Putri Nasyira asal Makassar


Namanya Masyita Pustri Nasyira, usia 9 tahun. Gadis cilik menderita penyakit low vision ini telah membahagiakan dan membanggakan kedua orangtuanya Nasruddin, (39) dan Irawati (39). Kedua orang tuanya berhasil ia berangkatkan ibadah haji ke Tanah Suci pada tahun 2016. Ia berhasil mengangkat ekonomi keluarga dari menghafal Alquran.

"Kehadiran Masyita membawa pengaruh baik dalam kehidupan keluarga kami. Dia telah mengangkat derajat kami melalui Alquran. Karenanya, saya dan bapaknya bisa ke tanah suci. Jika berharap dari gaji bapak yang masih seorang honorer di salah satu instansi, mungkin kami tak bisa ke Tanah Suci," kata sang ibu, Irawati.

Selain memberangkatkan kedua orang tuanya ke tanah suci, si kecil Masyita juga membantu merenovasi rumahnya yang sangat sederhana. Irawati menceritakan awal mula putrinya bisa seperti sekarang ini. Beberapa waktu lalu ada seorang ibu pengunjung mal merekam Masyita yang membaca Alquran di mal. Kemudian mengunggahnya ke Facebook dan menjadi viral.

Memang, sejak Masyita menginjak usia 3 tahun, Irawati sering memperdengarkan bacaan Alquran ke Masyitah dari ponsel, radio kecil maupun televisi. Ternyata hal itu semua tersimpan dengan baik di memori Masyita sehingga mampu menghafalkan juz 29 dan juz 30.

Ibu dari semifinalis Hafiz Indonesia mengaku, agar hapalan Masyita tetap bertahan dan bertambah, Masyita harus menyetor hapalan ke dirinya atau ke bapaknya usai magrhib. Satu halaman setiap hari.

"Memang anak saya kurang normal tapi sepertinya dia yang paling percaya diri karena pada dasarnya Masyita itu anaknya selalu ceria," tutup Irawati.

3. Fajar Abdulrokhim Wahyudiono asal Bandung


Fajar, bocah penyandang disabilitas dan penghafal Alquran dari Bandung/Fajar, bocah penyandang disabilitas dan penghafal Alquran dari Bandung/ Foto: Istimewa

Fajar Abdulrokhim Wahyudiono asal Bandung ini telah menjadi Hafiz Alquran sejak berusia 4,5 tahun. Hebatnya lagi, Fajar ternyata adalah penderita cerebral palsy (lumpuh otak).

Fajar terlahir dalam kondisi prematur dengan berat 1,6 kg dan penyakitnya baru diketahui setelah usianya 1 tahun. Nggak mundur sampai situ, orang tua dari Fajar memberi terapi dengan memperdengarkan murattal Alquran selama 24 jam setiap harinya.

Atas kuasa Tuhan, di usia 4,5 tahun, ternyata Fajar telah menghafal Alquran berkat murattal yang diperdengarkan setiap hari. Kini Fajar yang sudah berusia 14 tahun, sedang menghafal hadits dan ia juga bisa berbahasa Arab, lho. Kisah Fajar ditulis dalam buku yang berjudul 'Fajar Sang Hafizh, Anak Lumpuh Otak Hafal Al-Qur'an'.

Terbitnya buku yang memuat kisah Fajar ini diharapkan mampu menjadi api semangat bagi setiap orang tua yang memiliki anak bernasib sama. Kehadiran buku ini juga sekaligus menjadi penyemangat bagi anak-anak normal seusianya, bahkan untuk semua kalangan.

Luar biasa! (aci)

https://www.haibunda.com

0 komentar:

Posting Komentar