Bismillah..
Sebuah pertanyaan yang sejujurnya cukup akrab ditelinga
penulis sendiri, mampu membuat pikiran bernostalgia ke masa-masa beberapa tahun
silam.
Bagaimana tidak? Pertanyaan serupa pernah dihadapkan
kepada kami saat hendak memasuki sebuah awal yang baru, kehidupan pesantren.
Berbagai jawaban mulai dari yang standar hingga yang
cukup unik terkadang keluar dari mulut calon santri ketika dihadapkan dengan
pertanyaan diatas pada sesi wawancara PSB.
“Ingin menjadi hafidz quran” ucap salah satu dari mereka,
“Ingin memakaikan mahkota kemuliaan kepada kedua orang tua” jawab yang lain.
Beberapa waktu silam penulis sempat membaca sebuah
artikel berbahasa arab yang memiliki pembahasan serupa dengan judul limadza
nahfadzul quran?
Setelah membacanya dengan seksama akhirnya penulis
berinisiatif untuk merangkumnya kedalam bahasa Indonesia agar bisa dinikmati
oleh lebih banyak mata.
Inilah beberapa alasan yang menggerakkan hati mereka
untuk menghafal al quran :
1.Meneladani Rasululloh shollallohu ‘alaihi
wasallam
Fatimah rodhiyallohu ‘anha pernah menuturkan bahwasanya
Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam biasa “setoran” al quran kepada
malaikat Jibril ‘alaihissalam setiap bulan ramadhon, sebagaimana termaktub
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori :
“Fathimah rodhiyallohu ‘anha berkata :
Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam pernah membisikkan sebuah rahasia
kepadaku : ‘Malaikat Jibril biasa
menyimak bacaan Al Quranku sebanyak satu kali dalam setahun, akan tetapi di
tahun ini ia melakukannya sebanyak 2 kali sehingga aku beranggapan bahwa ajalku
sudahlah dekat” (HR Al Bukhori)
2.Meneladani para ulama terdahulu
Diantara kebiasaan para ulama terdahulu adalah mengawali
perjalanan mereka dalam menuntut ilmu dengan menghafalkan Al Quran.
Ibnu Abdil Bar pernah mengutip perkataan Abu Umar
rohimahumalloh dalam kitab Jami’ Bayan Al ‘Ilmi Wa Fadhlihi :
“Jalan menuntut ilmu itu memiliki beberapa
tingkatan yang harus dilalui secara runtut, barangsiapa yang melangkahi salah
satunya, maka ia telah menyelisihi jalan para ulama terdahulu. Adapun tingkatan
pertama adalah menghafalkan al quran serta memahami kandungannya”.
Al quran mudah untuk dihafal oleh tiap orang, tidak
bergantung pada umur maupun tingkat kecerdasaan tertentu. Betapa banyak orang
yang berhasil menghafalkan Al Quran seluruhnya meskipun usia tak lagi muda.
Allah subhanahu wata’ala berfirman
“Dan sungguh telah Kami mudahkan Al Quran
untuk peringatan, maka adakah yang mau mengambil pelajaran?”
(Surat Al Qomar ayat 17, 22, 32 & 40)
Syaikh Abdurrohman As Sa’di rohimahulloh menjelaskan
dalam tafsirnya :
“Al quran dimudahkan oleh Allah subhanahu
wata’ala untuk dibaca dan dihafalkan lafadznya serta untuk dipahami maknanya”
Salah seorang guru kami yang bernama Syaikh Abdul Qowi Al
Yamani hafidholulloh pernah menceritakan sebuah kisah yang cukup menakjubkan :
“Ada seorang wanita lanjut usia yang tidak
bisa membaca Al Quran” ungkap beliau memulai cerita, “di hari tua nya ia
menyesali keadaannya yang tidak bisa membaca Al Quran tersebut hingga akhirnya
bertekad untuk belajar membaca Al Quran lalu dilanjutkan dengan menghafalnya
sedikit demi sedikit. Dengan izin Allah, akhirnya ia sanggup menghafalkan al
quran seluruhnya di usia yang sudah cukup renta”.
“Tahukah kalian berapa umur wanita
tersebut?”, tanya beliau
memancing rasa penasaran kami
“Lebih dari 70 tahun”
ungkap beliau
Sontak kami pun terkagum-kagum dengan kisah tersebut.
“Masya Allah” kalimat tersebut terdengar meluncur dari mulut kami saat itu.
3.Memiliki kedudukan khusus disisi Allah
Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam pernah bersabda :
“Ahli Quran merupakan keluarga Allah dan
orang yang memiliki kedudukan khusus disisiNya. (HR
Ibnu Majah)
Salah satu dari dua hasad yang diperbolehkan ialah iri
terhadap penghafal al quran (Ghibthoh).
Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Hasad tidak diperbolehkan kecuali dalam dua
hal -salah satunya- seseorang yang Allah ajarkan kepadanya Al Quran sehingga
dia senantiasa membacanya siang dan malam (HR Al Bukhori)
4.Menghafal Al Quran serta mempelajarinya
lebih baik dari harta dunia
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
dari sahabat ‘Uqbah bin Amir rodhiyallohu ‘anhu, Rasululloh shollallohu ‘alaihi
wasallam bersabda :
“Tidakkah seseorang dari kalian pergi ke
masjid lalu ia mempelajari atau membaca 2 ayat dari Kitabulloh lebih baik
baginya dari (mendapatkan) 2 unta, 3 ayat lebih baik dari 3 unta dan sejumlah ayat
(yang ia baca) lebih baik dari unta dengan jumlah yang sama (HR
Muslim)
5.Penghafal Al Quran adalah orang yang paling
berhak menjadi Imam
Menjadi imam dalam sholat merupakan suatu amalan yang
mulia, sebab sholat merupakan tiang agama sekaligus rukun islam yang kedua. Dan
orang yang paling berhak untuk memimpin pelaksanaan amalan tersebut adalah
mereka yang paling pandai dalam Al Quran, sebagaimana sabda Rasululloh
shollallohu ‘alaihi wasallam :
“Orang yang paling berhak menjadi imam dalam
sholat adalah yang paling baik bacaan Al Qurannya” (HR
Muslim dan Abu Daud)
Dalam kitab ‘Aunul Ma’bud ‘Ala Sunan Abi Daud dijelaskan
bahwa maksud dari
( أقرؤهم لكتاب الله)
adalah yang paling banyak hafalan Al Qurannya. Dalam hadits lain yang
diriwayatkan oleh Imam Al Bukhori disebutkan bahwa sahabat Amr bin Salamah
rodhiyallohu ‘anhu ditunjuk sebagai imam sholat untuk kaumnya meskipun baru
berumur 6 atau 7 tahun lantaran ia memiliki hafalan yang paling banyak.
6. Al Quran akan mengangkat kedudukan
orang-orang yang menghafal & mempelajarinya
Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam pernah bersabda
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya:
«Sesungguhnya Allah mengangkat sebagian kaum
karena Kitab ini (Al Quran) dan menghinakan yang lain (karenanya) (HR
Muslim)
Diantara contoh nyata terangkatnya derajat seseorang
disebabkan oleh Al Quran adalah :
• Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam menjadikan
banyaknya hafalan Al Quran sebagai barometer untuk menentukan siapa yang paling
berhak dikuburkan terlebih dahulu dari para syuhada uhud.
• Dizama Khalifah Umar bin Khottob rodhiyallohu ‘anhu ada
seorang mantan budak yang bernama Ibnu Abza rohimahulloh, ia dipilih untuk
menjadi Pelaksana Tugas Gubernur Kota Makkah saat sang gubernur yang bernama
Nafi’ bin Abdul Harits rohimahulloh memiliki urusan diluar kota. Khalifah Umar
pun menyetujui pilihan tersebut lantaran Ibnu Abza adalah seorang yang hafal Al
Quran serta paham ilmu Faroidh.
• Dari 7 Imam Qiroat Sab’ah, hanya ada 2 Imam yang
merupakan keturunan arab murni, yaitu Abu ‘Amr Al Bashri dan Ibnu ‘Amir Asys
Syami rohimahumulloh.
Hal ini menjadi bukti bahwa meskipun Al Quran diturunkan
kepada bangsa Arab serta dengan bahasa mereka tidak otomatis mengangkat derajat
mereka. Akan tetapi siapapun akan diangkat derajatnya oleh Allah subhanahu
wata’ala saat ia mencurahkan perhatiannya kepada Al Quran tanpa memandang suku
maupun bangsa.
7. Mendapatkan syafa’at
Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda :
«Bacalah Al Quran, karena sungguh ia akan
datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya» (HR
Muslim)
8. Mendapatkan derajat yang tinggi di surga
Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam pernah
menceritaka keadaan penghafal Al Quran pada hari kiamat dalam sabdanya :
«Dikatakan kepada penghafal Al Quran (pada
hari kiamat) : ”Bacalah serta naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau
membacanya dengan tartil di dunia, karena sesungguhnya tempatmu nanti sesuai
dengan ayat terakhir yang engkau baca»
(HR Abu Dawud)
Ibnu Hajar Al Haitsami rohimahulloh pernah berkata :
«Hadits diatas khusus bagi orang yang
menghafalkan Al Quran, bukan sekedar membacanya dengan mushaf, sebab jika hanya
sekedar membaca tulisan di mushaf tidak ada perbedaan antara satu orang dengan
yang lain dari segi banyaknya ayat yang sanggup dibaca»
(Fatawa Ibnu Hajar Al Haitsami)
9. Penghafal Al Quran akan bersama para
malaikat
Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda :
«Orang yang mahir dalam membaca Al Quran akan
bersama para malaikat yang mulia (akhlaknya) dan baik (rupanya)» (HR
Muslim)
10. Orang yang paling banyak membaca Al Quran
adalah para penghafalnya.
Untuk menghafalkan Al Quran butuh diulang berkali-kali
sehingga tersimpan baik dalam dada. Begitu pula untuk menjaganya, harus diulang
terus menerus tanpa terputus.
Namun mereka tak akan pernah merasa bosan untuk
mengulangnya lantaran Al Quran merupakan Kalam Illahi yang setiap hurufnya
bernilai 10 kebaikan, sebagaimana sabda rasul shollallohu ‘alaihi wasallam :
«Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al
Quran maka baginya 1 kebaikan, dan 1 kebaikan akan dilipatgandakan menjadi 10,
aku tidak mengatakan bahwasanya Alif Laam Miim adalah satu huruf, akan tetapi
Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf» (HR
At Tirmidzi)
11. Penghafal Al Quran akan seantiasa
menghiasi perkatannya dengan ayat-ayat Al Quran, baik saat berbicara, memberi
nasehat ataupun ceramah.
12. Ia akan bisa membaca Al Quran kapan,
dimana dan dalam keadaan apapun. Baik saat mengemudi, berjalan, berbaring
bahkan saat bekerja.
13. meraih predikat manusia terbaik
Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda :
«Sebaik-baik kalian adalah orang yang
mempelajari Al Quran dan mengajarkannya» (HR Bukhari)
Salah satu perawi hadits diatas yang bernama Abu
Abdirrohman As Sulamy berkata selepas menyampaikan hadits tersebut :
«Hadits inilah yang mendorongku untuk terus
duduk ditempat ini (mengajarkan Al Quran)»
Semoga Allah subhanahu wata’ala memudahkan kita untuk
menjadi para penjaga Kitab-Nya, Amiin.
***
Ditulis oleh : Afit Iqwanudin, Amd
(Alumni PP Hamalatulqur’an Yogyakarta, yang saat ini
sedang study S1 di Universitas Islam Madinah KSA, Fakultas Qur’an)
Hamalatulquran.com
0 komentar:
Posting Komentar